Training Marketing HandalTraining MotivasiTraining OutboundJual Kayu Khusus FirewalkTraining Entrepreneur

Kamis, 21 Februari 2013

Kisah Inspiratif : Penyembuhan Dan Keajaiban by Gede Prama

Setiap kali ada keluarga atau sahabat yang datang ke rumah, ada saja yang bertanya tentang arsitek yang mendisain rumah plus tamannya. Tentu saja saya hanya bisa bingung, karena belum pernah menggunakan jasa satupun arsitek untuk mendisain atau menata rumah. Yang ada hanyalah kesenangan saya untuk mengutak-atik rumah ketika tidak ada kegiatan penting.
Mirip dengan kegiatan mendisain rumah buat badan kita, di mana proses konstruksi dan rekonstruksi berjalan terus menerus, demikian juga dengan kegiatan mengkonstruksi dan merekonstruksi rumah buat sang jiwa. Tidak ada kata berhenti dalam hal ini. Melalui percakapan dengan sang diri, memori yang lewat di kepala, pengalaman yang kita lalui setiap hari, dan yang paling penting bagaimana kita menyikapi semua ini, adalah rangkaian kegiatan (sengaja atau tidak sengaja) bagaimana kita membangun terus serta membangun ulang badan ini.

Kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, kecantikan hanyalah sinyal-sinyal luar dari keindahan tubuh yang berhasil ditata secara apik dan rapi. Inti yang bersemayam di dalam diri ini adalah inner peacefulness. Di mana dalam bangun maupun tidur yang ada hanyalah diri yang tersenyum. Dalam gelap maupun terang, ada orang lain atau tidak, sedang berdoa ataupun sedang bekerja, yang ada hanyalah senyuman ke dalam diri.

Dalam konstruksi keyakinan seperti ini, saya amat bersyukur pernah membaca karya Bernie Siegel (seorang dokter medis) yang menjadi best seller. Dalam karyanya yang berjudul Love, medicine and miracles Siegel bertutur amat apik bagaimana banyak sekali pasien yang sudah tidak bisa ditangani oleh logika-logika medis, bisa sembuh oleh sebuah upaya penyembuhan murah meriah yang bernama cinta.

Di Yayasan Menninger Topeka Kansas pernah dilakukan pengujian-pengujian terhadap beberapa pasangan yang lagi jatuh cinta (dalam pengertian romantis). Mereka menemukan, dalam keadaan jatuh cinta tekanan darah pasangan yang diteliti menurun, lebih jarang dikunjungi kelelahan, dan yang paling penting rasa sakit banyak yang hilang. Dr Christopher Coe dari Stanford pernah menyelidiki anak monyet yang dipisahkan dari induknya. Terbukti, pemisahan anak monyet dari induknya membuat kekebalan tubuh anak monyet menurun secara amat drastis. Psikolog dari Harvard David Mc. Clelland dan Carol Kirshnit bahkan menemukan film-film yang bertemakan cinta dan kasih sayang bisa meningkatkan tingkat immunoglobulin-A dalam air liur. Film-film dokumenter tentang karya-karya Ibu Theresa juga menghasilkan peningkatan immunoglobulin pada banyak penonton – terutama orang-orang yang memilki sifat mementingkan orang lain. Penelitian Leo Buscaglia di Israel bahkan menunjukkan, para suami yang dicium istrinya ketika berangkat ke kantor, dan di antar sampai di depan rumah dengan lambaian tangan, mengalami kecelakaan berkendaraan jauh lebih sedikit, serta memiliki rata-rata umur lima tahun lebih tua. Dan bukti paling mutahir datang dari Ibu Theresa beserta suster-susternya. Kendati setiap hari berinteraksi dengan orang-orang yang berpenyakit kronis serta menular, toh Bunda Theresa beserta suster-susternya seperti kebal dari resiko penularan penyakit.

Pada suatu malam, di sebuah ruangan emergensi rumah sakit Bernie Siegel pernah didatangi seorang pasien. Dengan mimik muka marah dan bahkan belakangan disertai memaki-maki dan berteriak-teriak, Siegel tidak punya pilihan lain terkecuali harus menghadapinya. Ketika pasien ini sudah berjarak kurang dari satu meter, Siegel mengucapkan kalimat lembut : ‘I love you’. Dan di luar dugaan Siegel pasien ini langsung kembali ke tempat tidurnya. Tentu saja ini mengherankan sekaligus nyata.

Sebenarnya masih banyak lagi bukti yang dihadirkan Bernie Siegel dalam buku yang amat inspiratif ini. Yang jelas, dalam mengkonstruksi rumah jiwa maupun sang jiwa itu sendiri, cinta adalah sarana konstruksi yang amat menentukan. Dalam bagian tertentu karya Siegel (halaman 180) ia bahkan berani menyimpulkan : ‘all disease is ultimately related to a lack of love. Semua penyakit berakar pada ketiadaan atau keringnya cinta. Sebuah kesimpulan yang berani tentunya, terutama karena keluar dari keyakinan seorang dokter. Lebih meyakinkan lagi, di halaman 181 kesimpulan Siegel malah lebih berani lagi : ‘the truth is : love heals’. Cinta itu menyembuhkan, itulah sebuah kebenaran.

Saya tidak sedang membela Siegel, tidak juga sedang menghasut Anda, tidak juga sedang menceritakan ketidakmampuan dunia kedokteran, pengalaman pribadi saya maupun pengalaman saya bertemu banyak orang juga menunjukkan hal serupa. Seorang artis senior pernah bertutur langsung ke saya, bagaimana ia sembuh dari penyakit kanker payudara kronis, terutama karena ditunggui dan dicintai suaminya dua puluh empat jam sehari. Seorang rohaniwan yang sudah distempel meninggal paling lama setahun kemudian karena terkena penyakit leukimia, masih hidup setelah bertahun-tahun kemudian, terutama setelah mendalami pentingnya cinta dan keikhlasan di depan Tuhan. Dan masih ada lagi bukti lainnya.

Apapun keyakinan Anda, yang jelas cinta berfungsi lebih dari sekadar menyembuhkan rumah jiwa, ia juga menyucikan sang jiwa, sekaligus menjadi magnet bagi datangnya keajaiban-keajaiban. Terlalu banyak catatan hidup saya yang bisa dijadikan bukti dalam hal ini. Namun, karena kesombongan adalah musuhnya cinta, izinkan saya menyimpannya dan menceritakannya hanya kepada Tuhan.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami Siap Melayani Anda sebagai Inhouse Training Provider
Hubungi kami BF Institute – Your Success Solution
Inhouse and Public Training Division
(+62)  85640262068
kami siap proposal, eproposal ataupun presentasi
———————————————————————————————————————

Kunjungi Blog Kami





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.