Training Marketing HandalTraining MotivasiTraining OutboundJual Kayu Khusus FirewalkTraining Entrepreneur

Kamis, 21 Februari 2013

Presentasi : Konsep Visual Oleh: Rhenald Kasali


"What is to use this book?" thought Alice "Without picture"
Lewis Carrol, Alice in Wonderland.

Sahabat saya, Moeslim Abdulrahman, pernah menulis kisah yang menarik dalam salalh satu bukunya yaitu Kang Thowil dan Siti Marginal (1995). Singkatnya begini. Di rumah salah satu tokoh buku tersebut, yang bernama Wak Kri, ada gambar wayang yang menempel di dinding. Gambar wayang yang ditempel di dinding itu ternyata diganti sesuai dengan umur sang punya rumah.
Konon, ketika si Wak Kri masih muda, tulis Moeslim, gambar yang dipajang adalah Gatotkaca. Bagi Wak Kri, tokoh ini menggambarkan kegagahan, suka berkelahi, dan suka pakai aji-ajian. Pokoknya ia simbol dari hal yang berbau kedigdayaan. Tapi waktu Wak Kri lagi puber, sedang jadi rebutan gadis-gadis, tokoh yang dipajang adalah Janaka, sebutan lain Arjuna. Lalu, saat Wak Kri sudah cukup umur, Janaka diganti dengan Kresna. Tokoh yang bijak, pintar, sakti dan pandai berunding. Tokoh ini pun, lanjut Moeslim, juga akan diganti dengan Semar, jika usia Wak Kri sudah di atas 65 tahun.

Saya jadi bertanya-tanya, gambar wayang apa yang akan dipasang, jika umur Wak Kri mencapai 100 tahun lebih. Jangan-jangan gambar Togog, saudaranya Semar. Togog ini, kata Emha Ainun Najib, budayawan, adalah tokoh (pengamat) yang suka memberi pendapat, saran ke kerajaan hitam Astina. Sayangnya, kalangan Astina tidak pernah menggubris nasehat Togog.

Bagi saya sendiri, Wak Kri tampaknya sedang mengekspresikan dirinya lewat sifat wayang tersebut. Juga, yang paling tersirat, Wak Kri agaknya menganalogikan usia dirinya sendiri dengan usia tokoh-tokoh wayang yang amat dikaguminya. Lebih dari itu, gambar wayang tersebut juga merupakan kebanggaan bagi dirinya. Ia akan senang jika ditanya tentang arti dari simbol-simbol tersebut. Dan, simbol-simbol non verbal ini akan membuat kharisma tersendiri bagi tamu atau tetangganya yang sudah mengerti makna wayang tersebut.

Simbol-simbol yang memberikan pesan-pesan non verbal ini, menurut ahli psikologi memberikan lebih banyak makna dibandingkan pesan verbal. Contoh lain. Sewaktu Saudara duduk dibangku SMP atau SMA, Saudara menaksir seorang gadis. Saat itu, semua perasaan ingin Saudara ungkapkan tapi biasanya masih malu-malu. Maklum, masih "anak bawang", jadi tidak berani mengatakannya secara langsung. Cara yang paling tepat, biasanya adalah lewat surat. Anehnya, Saudara jadi heran, ternyata tidak sepatah kata pun yang tepat untuk mengungkapkan perasaan Saudara. Akhirnya, Saudara menggambar simbol hati (heart) yang ditembus panah di kertas surat cinta itu.

Dari kedua contoh ini, kita bisa menangkap bahwa perasaan atau emosi itu lebih cepat disampaikan lewat pesan visual (non verbal) ketimbang pesan verbal. Selain itu, pesan yang tersirat dari gambar juga lebih mudah dipahami.

Sama halnya dengan cerita-cerita di atas, demikian juga dengan presentasi. Kita bisa mengembangkan ide-ide visual, tapi harus sesuai dengan topik yang akan disampaikan.
Holchombe dan Stein (1990), memberikan tips sebagai berikut:

Pertama, gunakan analogi. Seperti kisah Wak Kri, Saudara bisa menggunakan analogi atau metafora atau apa saja yang berhubungan dengan topik Saudara. Dengan analogi yang cerdas, Saudara bisa menceritakan dengan bahasa yang sederhana, lugas, dan menarik. Misalnya, Saudara bisa mengatakan,"Gambar ini mirip dengan..."

Kedua, gunakanlah visual sesuai dengan data yang ada. Cobalah berlatih mengungkapkan kata-kata dan rekam pembicaraan tersebut. Putar dan dengarkan. Petunjuk untuk membuat visualisasi biasanya dari kata kerja, karena kata kerja menunjukkan suatu kegiatan (action). Misalnya, desentralisasi struktur perusahaan akan mendukung tuuan persuahaan. Support inilah kata kerja tersebut. Bisa dengan semacam gambar tiang yang berdiri tegak menahan tujuan tersebut, atau bisa dengan tanda panah yang mengarah kepada tujuan perusahaan.

Ketiga, yakinkan bahwa visual ini sesuai dengan kata-kata yang ingin Saudara kembangkan. Inginnya tampil menarik, salah-salah visualnya tidak sesuai. Maka, sebelum presentasi dimulai, uji dulu di depan teman-teman. Siapa tahu ada pesan visual yang tidak sesuai dengan kata-kata yang ingin disampaikan.






---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami Siap Melayani Anda sebagai Inhouse Training Provider
Hubungi kami BF Institute – Your Success Solution
Inhouse and Public Training Division
(+62)  85640262068
kami siap proposal, eproposal ataupun presentasi
———————————————————————————————————————

Kunjungi Blog Kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.